Starter Pack Keuangan Digital: 5 Aplikasi yang Wajib Ada di HP

keuangan digital
Foto oleh rupixen/Unsplash.

Saya menyukai kemudahan urusan keuangan yang ditawarkan “digitalisasi.” Beberapa aktivitas keuangan yang dulu mewajibkan kita mengisi banyak berkas dan hadir secara fisik di kantor penyedia layanan kini bisa dilakukan secara “virtual” dari rumah dengan satu-dua klik.

Dalam bahasa Inggris, mereka menyebutnya hassle-free. Artinya, gak ruwet.

Beberapa sektor seperti perbankan, investasi, dan pengelolaan keuangan personal menampakkan kemajuan pesat. Lihat aja gimana layanan e-wallet, digital banking, dan platform investasi online menjamur beberapa tahun belakangan.

Penyedia layanan pada masing-masing sektor berebut “kue” pengguna baru. Strategi yang paling kentara tentu saja melalui iming-iming cashback dan diskon dan sesendok penyedap bernama nasionalisme.

Jika diperhatikan, layanan dan fitur yang ditawarkan antara penyedia layanan gak jauh berbeda. Itu membuat persaingan menjadi amat ketat.

Yang perlu kita ingat, iming-iming insentif itu sifatnya hanya sementara. Karena itu, pengguna layanan yang budiman, kita perlu menimbang dan memilih layanan berdasarkan kriteria lain seperti kemudahan penggunaan, tampilan, fitur-fitur unggulan, dan biaya layanan. Selain itu, kita juga perlu memperhatikan luasan “ekosistem” layanan.

Jadi, dengan kriteria-kriteria itulah saya membuat daftar 5 aplikasi keuangan digital yang wajib ada di ponsel atau smartphone sidang pembaca.

E-wallet: DANA

Daftar ini saya mulai dengan e-wallet atau dompet digital. Pertimbangannya sederhana: pendaftarannya gampang. Verifikasi identitas dengan e-KTP, SIM, atau Paspor; dan seluruh transaksi berlangsung online.

Selain itu, e-wallet punya fitur yang mepet-mepet dengan perbankan. Masyarakat yang belum punya akun bank untuk menunjang aktivitas keuangan, bisa melakukan transfer dana atau setor tunai dengan e-wallet. Jadi, doi adalah makhluk yang inklusif atau terbuka. 

DANA menjadi pilihan saya dengan dua alasan utama. Pertama, DANA adalah e-wallet dengan fitur keuangan paling lengkap. DANA punya fitur binding atau tautkan kartu debit atau kredit, kombinasi sumber dana (saldo dan dana dari kartu yang ditautkan), program loyalty, dan QR Code untuk masing-masing sumber dana.

Kanal pembayaran terhitung cukup lengkap, dengan menu My Favourite yang bisa diatur sesuka hati. Untuk transaksi bulanan seperti listrik dan air, DANA punya fitur Subscription yang mengotomasi pembayaran tagihan bulanan.

DANA adalah salah satu dompet digital dengan kebijakan biaya dan promo yang transparan. Setiap promo menampilkan syarat dan ketentuan yang jelas. Bahkan, pada saat check out, kamu bisa melihat mana saja voucher DANA yang dapat digunakan dan pada metode pembayaran apa ia berlaku.

Bagi para pemilik UMKM, ada yang namanya DANA Bisnis. Pemilik usaha dapat mendaftarkan usahanya untuk mendapat layanan pembayaran digital. Ini bisa meningkatkan kredibilitas usaha kalian.

Menariknya, DANA menerapkan kebijakan setor tunai dan penarikan tunai yang luwes. Mereka bekerjasama dengan jaringan minimarket Alfa untuk mendukung fitur setor dan tarik tunai tanpa biaya admin (kebijakan ini bisa jadi akan berubah seiring waktu).

Salah satu fitur yang mereka bangga-banggakan tentu saja 10 kali gratis biaya transfer ke bank.

DANA adalah salah satu e-wallet yang paling rajin menyebar kuesioner tentang layanan mereka. Bagi saya, ini pertanda mereka “mendengarkan” penggunanya. Seenggaknya buat sekarang.

Satu komplain saya: DANA ini “kurang pergaulan.” Gengnya DANA itu-itu aja. Yang agak besar cuma Bukalapak, itupun doi ngos-ngosan. Beda dengan pesaingnya. GoPay ya numpang GoJek, raksasa ride hailing Indonesia. OVO ceesan sama Tokopedia (marketplace terbesar di Indonesia) dan Grab (musuh bebuyutan GoJek yang hampir sama besarnya). O ya, jangan lupakan si merah, LinkAja, anak culun kesayangan BUMN yang punya akses ke mana saja (doi bahkan bisa dipake di GoJek, Grab, dan Tokopedia).

DANA kejepit.

Baca juga:
1. Beli Reksa Dana dengan OVO Points di Bareksa
2. Review Neu: Aplikasi Transfer Antarbank Gratis

Digital banking: TMRW

Saya sempat mengulas beberapa ‘bank digital’ di Indonesia, membandingkannya satu sama lain, mengukur mana yang paling membantu kegiatan finansial saya, dan saat itu mengunggulkan Jenius, sebuah layanan digital banking milik BTPN.

Sayangnya, seiring waktu kualitas layanan Jenius mengalami penurunan yang cukup signifikan. Log in dan loading transaksi makin keong.

Akhirnya, saya memutuskan ‘hengkang’ ke TMRW, layanan digital banking milik Bank UOB Indonesia.

TMRW dirilis ke pasar Indonesia pada bulan Januari 2020. Dua bulan pertama beroperasi, TMRW menerima banyak komplain. Pengguna mengeluhkan proses pendaftaran yang gaje. Pengiriman kartu debit dan kartu kredit bermasalah. Sementara tahapan pengaturan Secure PIN yang kurang jelas membuat banyak pengguna frustasi.

Seiring waktu, kekurangan-kekurangan itu mulai dibenahi.

Saya memilih TMRW terutama karena keandalan aplikasinya. Aplikasi TMRW, setidaknya dalam kasus saya, sangat jarang mengalami gangguan. Log in dan transaksi kenceng.

Selain itu, ada fitur chat in app untuk menghubungi CS. Pengguna bahkan bisa menelepon CS melalui fitur ini.

Yang paling menggoda tentu saja fitur tabungan berbunga 4% bernama City of Tomorrow. Fitur ini serupa Flexi Saver di Jenius.

Menariknya, City of Tomorrow dikemas layaknya sebuah game dengan level-level yang harus kita lewati dengan cara menabung sebanyak-banyaknya. Target akhirnya adalah membangun sebuah kota impian. Ini bagus: kegiatan finansial memang seharusnya asyik, gak nyebelin dan bikin naik darah.

Yang juga gak boleh kamu lewatkan adalah layanan transfer antarbank tanpa biaya admin. Meski agaknya hanya sementara (sebagai promosi untuk mengakuisisi pengguna baru), layanan ini patut kalian manfaatkan.

Terakhir, TMRW belum lama mengenalkan fitur Smart Insight. Fitur ini dapat kamu gunakan untuk me-review atau melacak pengeluaran dan pemasukan bulanan, memudahkan penggunanya mengukur “kesehatan” kondisi keuangan mereka.

Platform investasi reksa dana: Bibit

Saya suka namanya: Bibit. Seketika merasa sedang masuk ke platform yang memang dipersiapkan untuk menanam masa depan keuangan penggunanya, membantu mereka menuai bibit yang mereka tanam. Dalam hal ini, bibit itu berupa reksa dana.

Saya seketika kecantol dengan platform ini. Tampilannya bersih dan simpel. Cocok untuk investor pemula.

Banyak calon investor pemula merasa ngeri melihat grafik dan angka-angka yang tampak alien, mirip lukisan abstrak Jackson Pollock. Untungnya, di Bibit, grafik dan angka-angka seram itu “sirna.” Sebagai gantinya, Bibit menyajikan grafik dan angka “yang perlu” saja dengan penjelasan singkat dan sederhana.

Bibit juga membantu penggunanya dengan sistem pengelompokan risiko. Kamu akan diminta menjawab beberapa pertanyaan untuk menentukan profil risiko. Ada tiga kategori yang digunakan: konservatif (minim risiko), moderat (risiko menengah), atau agresif (berani nanggung risiko).

Setelah menentukan profil risiko, kamu bisa mulai berinvestasi menggunakan Robo Advisor Bibit. Robo akan secara otomatis menyesuaikan alokasi investasi sesuai profil pengguna.

Saya misalnya, seorang konservatif. Saat berinvestasi menggunakan Robo, sistem akan otomatis mengalokasikan 70% dana ke reksa dana pasar uang, 20% ke reksa dana obligasi, dan 10% ke reksa dana saham. Pembelian ini bersifat “paketan.” Bila saya berinvestasi Rp 100.000, maka secara otomatis Rp 70.000 dialokasikan ke pasa ruang, Rp 20.000 ke obligasi, dan Rp 10.000 ke saham. Begitu seterusnya.

Tapi, kalo kamu lebih suka ala carte atau ketengan, kamu bisa membeli reksa dana tanpa menggunakan Robo.

Fitur-fitur Bibit, secara garis besar, hampir serupa dengan pesaing-pesaingnya seperti Bareksa, Tanamduit, dll. Satu yang menurut saya membuat Bibit lebih mencolok adalah fitur Notifikasi Ahli Waris. Kamu bisa menentukan ahli waris dan mengatur jangka waktu pengiriman notifikasi. Bila dalam jangka waktu tertentu kamu gak menggunakan aplikasi Bibit, pihak Bibit akan mengirimkan email dan SMS ke ahli waris.

Baca juga:
1. Cara Upgrade OVO Premier Online
2. Buka Rekening Tahapan Xpresi BCA Online, Yay or Nay?

Platform investasi saham: Ajaib

Pada awalnya, Ajaib berdiri sebagai marketplace reksa dana. Pada akhir Mei 2019, Ajaib Technologies mengakuisisi PT Primasia Unggul Sekuritas, pialang saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pasca akuisisi, Primasia Sekuritas kemudian berganti nama menjadi Ajaib Sekuritas.

Salah satu yang membuat Ajaib unggul adalah seluruh proses pendaftaran dilakukan secara online. Yang kamu butuhkan hanya e-KTP dan rekening bank.

Ajaib bekerjasama dengan Bank Permata untuk pembukaan RDN (rekening dana nasabah). Tidak ada minimal setoran awal. Minimum top up RDN mengikuti kebijakan transfer dana bank sumber dana. Untuk menghindari biaya top up kamu bisa menggunakan layanan gratis biaya transfer antarbank.

Proses pendaftaran hanya memakan waktu satu sampai tiga hari. Usahakan mendaftar pada hari kerja. Saya sendiri mendaftar di libur hari raya. Rekening kelar pada hari Minggu.

Untuk transaksi jual-beli saham, Ajaib membagi cluster biaya menjadi tiga kelompok berdasarkan nilai transaksi harian. Per 2 Oktober 2020, untuk nilai transaksi harian < Rp 150 juta, Ajaib mengenakan fee beli/jual 0,10%; transaksi harian Rp 150 juta – Rp 1,5 miliar fee beli/jual 0,09%; dan nilai transaksi harian > Rp 1,5 miliar fee beli/jual sebesar 0,08%.

Tapi perlu kamu ingat, biaya tersebut belum termasuk biaya levy (BEI, KPEI, KSEI) 0,043%, PPN biaya broker 10%, dan PPh final untuk transaksi jual 0,1%.​ Jika memasukkan biaya levy dll, fee total untuk transaksi pada kelompok dengan nilai transaksi harian < Rp 150 juta adalah lebih-kurang 0,15%.

Biaya ini terhitung kecil.

Sayangnya, ada satu hal yang sangat mengganggu dan menurut saya menjadi kelemahan utama Ajaib, yaitu kebijakan pending data saham. Mereka menetapkan syarat berikut untuk menikmati data harga real time:

Bila kamu trader saham bermodal kecil dan berniat melakukan day trade (beli dan jual di hari yang sama), Ajaib jelas bukan platform yang sesuai.

Ajaib cocok bagi kalian yang berniat “menabung” saham mengingat fee jual-beli yang relatif ringan.

Mengingat niat utama saya adalah investasi saham jangka panjang, saya pikir Ajaib merupakan platform yang tepat.

Aplikasi transfer antarbank gratis: OY! Indonesia

Meski pernah menulis review yang agak jelek soal OY! karena frustrasi di awal penggunaan, saya sudah menyadari dari awal bahwa mereka bakal jadi salah satu perusahaan teknologi finansial paling inovatif di Indonesia.

Berbagai fitur baru amat cepat mereka kembangkan. Selain fitur transfer antar-bank gratis dan top up dompet digital gratis, baru-baru ini mereka memperkenalkan fitur setor dan tarik tunai di Alfamart.

Dalam pembaruan terakhir, mereka bahkan merilis fitur setor-tarik tunai di ATM OY! Indonesia. Yap, mereka sekarang punya ATM sendiri. Seperti bank saja. Jumlahnya memang masih terbatas. Hanya ada di lima titik di Jakarta. Tapi langkah ini tentu menjadi “genderang perang” tersendiri bagi fintech dan bahkan bank.

OY! Indonesia adalah fintech yang didirikan di Jakarta oleh mantan VP GoFood. Sebagai layanan pengiriman uang, OY! mendapat lisensi dari Bank Indonesia dengan No. 21/267/Jkt/3.

Bagi saya, aplikasi OY! wajib ada di handphone. Aplikasi ini membuat perpindahan uang menjadi lebih luwes dan ringan biaya.

Artikel pertama kali terbit pada 26 Oktober 2020 dan terakhir diperbarui pada 20 Juni 2021.

2 pemikiran pada “Starter Pack Keuangan Digital: 5 Aplikasi yang Wajib Ada di HP”

    • Wah, tos kita! Saya juga pake FLIP, Kak. Ada beberapa jenis trasaksi, misal BRIVA, yang lebih mantep pakai FLIP. Nanti saya coba tambahi bagian “Alternatif” di artikel ini biar pembaca punya gambaran lebih banyak.

      Makasi sudah mampir, Kak.

      Balas

Tinggalkan Balasan