
Memilih nama yang menyiratkan superioritas layanan punya risiko olok-olok jika under deliver. Dan tampaknya itu yang terjadi pada Superbank.
Dalam Misi Menghemat Receh
Mengulas secara personal dan lempeng—gak tertarik review bayaran, gak suka bertele-tele.
Memilih nama yang menyiratkan superioritas layanan punya risiko olok-olok jika under deliver. Dan tampaknya itu yang terjadi pada Superbank.
Krom hampir memakai nama Lime. Pada 2021, setelah akuisisi Bank Bisnis Internasional, Kredivo Group dikabarkan akan mentransformasi bank tersebut menjadi bank digital dengan brand Lime. Rencana itu terungkap dalam pitch deck kepada para investor.
Bank Saqu dipromosikan dengan highlight bunga tinggi hingga 10% per tahun, level bunga tertinggi di jajaran layanan perbankan digital.
Tapi betulkah seindah itu? Spoiler alert: Indahnya betulan, tapi tidak semudah itu.
Tiga huruf kunci: B-C-A. Menyandang nama sebesar ini agaknya menjadi beban berat bagi pengembang Blu by BCA Digital. Ekspektasi nasabah jadi setinggi Yao Ming.
A no-brainer dan less is more adalah dua ekspresi yang pas menggambarkan layanan SeaBank, bank digital yang dibekingi raksasa e-commerce Shopee.
Dari “Jenius” ke “Jago,” mantan Direktur Utama BTPN Jerry Ng seperti punya spesialisasi mengembangkan produk perbankan berawalan huruf “J.”
Setelah mengumumkan mengakuisisi Bank Artos pada akhir 2019, gak lama kemudian namanya diubah menjadi Bank Jago — adopsi dari ekspresi gaul “Bang Jago.”
Namanya TMRW (dibaca Tomorrow). Sebuah produk perbankan digital dari UOB (United Overseas Bank) Indonesia yang induknya bermarkas di Singapura .
Begini nyanyian umumnya: “Bebas belanja dengan GoPayLater” atau “Dapetin barang impian dengan GoPayLater.” Premis yang menarik. Namun benarkah seindah itu?