Saya mulai menggunakan Bibit sejak Juni 2020. Saya termasuk dari sekian banyak investor baru yang dijuluki “investor generasi pandemi” (ledekan yang sesekali bikin ngakak sendiri).
Ada tiga alasan saya memilih si hijau saat itu: tampilan sederhana, pendaftaran mudah, dan Robo Advisor — fitur rekomendasi pintar dan rebalancing portofolio.
Selama menggunakan Bibit, saya punya kesan campur aduk. Saya senang sekaligus benci terhadap aplikasi ini.
Jangan salah tangkap, Bibit aplikasi bagus. Komplain saya menyasar Robo Advisor. Fitur yang mereka gadang-gadang memudahkan investasi itu terlalu “Kebapakan.”
Hanya ada dua pilihan: pakai Robo atau tidak sama sekali. Dan jika kamu memilih pakai Robo, dia akan bertingkah seperti “Bapak” yang serba tahu portofolio terbaikmu.
Itu yang gak saya suka.
Betul pengguna bisa memilih sendiri produk reksadana tanpa Robo dan mengabaikan profil risikonya sendiri. Namun, mereka bakal kehilangan kemampuan penting Robo Advisor: alokasi otomatis.
Sekarang, bayangkan jika pengguna bisa mengkostumasi Robo dan menentukan persentase alokasi instrumen sesuka hati. Bulan ini 40% pasar uang, 20% obligasi, 40% saham. Bulan depan 70% pasar uang, 10% obligasi, 20% saham. Tanpa penyesuaian otomatis terhadap profil risiko pengguna!
Pendeknya, seandainya Bibit memberi lebih banyak opsi pengaturan Robo Advisor kepada pengguna.
Nyari kode referral Bibit? Pakai kode ini untuk mendapatkan bonus reksadana Rp 25.000: orangkamar
Sekilas tentang Bibit
Bibit adalah platform investasi reksadana online besutan PT Bibit Tumbuh Bersama, sebuah perusahaan Agen Penjual Reksa Dana yang terdaftar di OJK sejak 2017.
Berdiri dengan nama Bibitnomic, perusahaan yang baru seumur jagung itu diakuisisi pengembang aplikasi investasi saham Stockbit pada Oktober 2018. Namanya lantas berganti menjadi Bibit mulai Januari 2019.
Bibit termasuk salah satu marketplace reksadana paling populer di Indonesia. Per 22 Januari 2020, Bibit diunduh lebih dari sejuta kali di Google Play dengan rating 4,7 (sebagai perbandingan, Bareksa yang merupakan saingan terdekatnya baru diunduh 500 ribuan kali). Sementara di App Store, Bibit menempati urutan ke-7 aplikasi finansial terpopuler dengan rating 4,8 dari 12 ribuan reviewer.
Sebagian besar penggunanya berasal dari kalangan muda. Tak heran bila pada 2020 Bibit menggaet Deddy Corbuzier dan Raditya Dika yang image-nya lekat dengan kaum muda sebagai ambassador.
Pada bulan Mei 2020, Bibit sempat bersitegang dengan Sinarmas Asset Management. Manajer Investasi kawakan itu mensomasi Bibit secara terbuka melalui pengacaranya Hotman Paris. Pasalnya, Bibit dianggap menyesatkan nasabah dengan mengirim email berisi informasi suspensi Sinarmas AM oleh OJK dan — ini yang jadi pokok persoalan — anjuran penjualan produk-produk mereka.
Padahal suspensi tersebut bersifat sementara dan terbatas pada transaksi pembelian dan switching. Benar saja, gak sampai dua hari produk-produk tersebut sudah dapat ditransaksikan secara normal. Kasus ini pun berbuntut permintaan maaf dan mundurnya CEO Bibit Wellson Lo.
Baca juga:
1. Review SOL Shinhan: Aplikasi Bank yang Unyu Tapi Powerful
2. Buka Rekening Tahapan Xpresi BCA Online, Yay or Nay?
Pendaftaran
Bibit beroperasi secara full online. Selain menawarkan aplikasi Android dan iOS, mereka juga punya web app yang dapat diakses di bibit.id.
Seluruh transaksi paperless, termasuk proses pendaftaran. Calon investor hanya perlu mengisi beberapa kolom data pribadi, memotret e-KTP, selfie memegang e-KTP, dan menjawab beberapa pertanyaan untuk menentukan profil risiko investasi.
Jika lolos verifikasi, investor akan memperoleh SID (Single Investor Identification) dan dapat segera berinvestasi. Proses verifikasi biasanya memakan waktu satu hingga tiga hari kerja, namun bisa lebih jika antrean pendaftar membludak.
Keamanan investasi di Bibit
Pembahasan lengkap mengenai aspek keamanan bisa dibaca di artikel Apakah Bibit Aman?
Bibit menerapkan fitur keamanan enam digit PIN untuk setiap perintah penting. Kamu wajib menginput PIN saat login, mengubah data pribadi, dan mengubah pengaturan dalam menu Settings (email, nomor HP, PIN, akun bank, notifikasi ahli waris, dan perangkat terhubung).
Sementara untuk mencegah pencurian akun, pengembang menerapkan sistem OTP empat digit setiap kali login. Ini berlaku untuk login baik dari aplikasi versi Android, iOS, maupun web app. OTP akan dikirim via email atau missed call nomor HP terdaftar.
Pada menu Perangkat Terhubung, pengguna bisa melakukan force logout pada perangkat tertentu. Jika kamu punya kebiasaan menggunakan Bibit secara cross device, fitur ini akan sangat berguna.
Bibit juga punya fitur Notifikasi Ahli Waris. Fitur ini memungkinkan pengguna menambah ahli waris yang berhak menerima notifikasi bila pengguna non-aktif dalam jangka waktu tertentu (1 – 3 tahun). Just in case hal buruk menimpamu.
Di luar semua itu, saya cukup khawatir Bibit sama sekali gak menggunakan password sebagai tambahan lapis keamanan. Padahal, makin banyak layer makin baik.
Saya juga berharap suatu hari pengembang akan menyediakan fitur 2FA yang dapat diintegrasikan dengan aplikasi 2FA seperti Authy atau Google Authenticator.
Sementara secara hukum, PT Bibit Tumbuh Bersama bukan perusahaan abal-abal. Mereka sudah terdaftar sebagai APERD di OJK sejak 2017.
Aplikasi: Tampilan dan Fitur
Desain antarmuka aplikasi Bibit terhitung bersih dan rapi. Komplain saya hanya satu. Saya kadang menjumpai clutter saat menggeser daftar Portofolio. Gak jarang saya perlu me-refresh layar sebelum dapat menggunakannya secara wajar.
Bibit sangat membanggakan fitur Robo Advisor-nya. Fitur ini mampu mengoptimalkan portofolio investasi melalui diversifikasi secara otomatis sehingga mengurangi risiko kerugian nasabah.
Meski demikian, sebetulnya cara kerja Robo Advisor terhitung sederhana. Ingat di awal pendaftaran kamu diminta menjawab rangkaian pertanyaan yang kurang lebih soal “berani atau tidak” mengambil risiko investasi?
Nah, dari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itulah Bibit memahami “watak” investasi dan toleransi nasabah terhadap risiko, lalu mengatur alokasi portofolio yang cocok.
Bibit merumuskan profil risiko pengguna melalui angka 1 sampai 10 dan kemudian mengelompokkannya ke dalam kategori konservatif, moderat, dan agresif.
Setelah profil risiko jelas, pengguna hanya tinggal menentukan besaran investasi. Robo Advisor akan mengalokasikannya secara otomatis ke berbagai jenis reksa dana.
Misal, saya punya toleransi risiko sebesar 1,5 (termasuk konservatif). Maka setiap kali saya berinvestasi, Robo Advisor akan mengalokasikan 70% uang ke reksadana pasar uang, 20% ke reksadana obligasi, dan 10% ke reksadana saham.
Namun seperti saya bilang diawal, saya bukan penggemar fitur ini.
Baca juga:
1. Biaya Investasi Saham: Komisi Broker dan Komponen Biaya Lain
2. Review Tokopedia ReksaDana: Praktis, Ada Fitur Pencairan Instan
Metode Pembayaran
Ada tiga metode pembayaran yang bisa kamu pakai. Pertama, metode transfer bank. Sayangnya, metode ini cukup ribet. Kamu harus upload bukti transfer.
Kedua, virtual account. Metode ini cocok untuk pembelian dalam jumlah besar. Metode ini terhitung praktis. Pembayaran akan diverifikasi secara otomatis. Sejak Oktober 2020, Bibit bekerjasama dengan OY! Indonesia untuk mengoptimalkan pembayaran dengan virtual account. Kamu bakal melihat keterangan Powered by OY! ketika menggunakan metode ini.
Ketiga, dompet digital. Kamu bisa menggunakan GoPay atau LinkAja. Keunggulan metode ini adalah verifikasi otomatis dan bebas biaya transfer. Cocok untuk investasi dikit-dikit-jadi-bukit.
Produk Reksadana
Per 24 Januari 2021, Bibit menawarkan sebanyak 134 produk reksadana dari 21 Manajer Investasi yang berbeda.
Bibit mengklaim bahwa MI yang dipilih telah dikurasi berdasarkan imbal hasil, expense ratio, AUM, dan reputasinya. Ini untuk memastikan keamanan nasabah dalam berinvestasi.
Pengguna bisa membeli reksadana mulai dari Rp 10.000 (terbatas untuk jenis produk reksadana tertentu).
Biaya
Sama dengan marketplace reksadana online seperti Ajaib dan Bareksa, Bibit juga membebaskan fee beli, fee jual, maupun fee switching. Seluruhnya gratis.
Namun ada sedikit catatan. Sebaiknya kamu membeli produk yang menggunakan bank penampung sama dengan bankmu. Kenapa?
Jika rekening bankmu berbeda dengan rekening bank penampung reksadana (lihat informasinya di halaman masing-masing produk), ada potensi biaya transfer sebesar Rp 3.500 tiap kali pencairan (pengalaman saya, ada juga yang hanya mengenakan fee Rp 2.500). Biaya ini dikenakan oleh pihak bank, bukan Bibit.
Untungnya, Bibit memberi cashback pengganti fee transfer untuk 3 (tiga) penjualan pertama. Cashback akan masuk ke laman Kode Referral dan bisa kamu pakai untuk membeli reksadana.
Penjelasan di atas mungkin bakal menyisakan pertanyaan: jika seluruh biaya digratiskan, lantas dari mana Bibit mendapat keuntungan? Atau gimana model monetisasinya?
Bibit tidak mengutip biaya dari nasabah, melainkan dari para manajer investasi. Mereka menerima persentase kecil dari biaya manajemen yang dikenakan manajer investasi kepada nasabah.
Program Referral
Program promo ini berlaku bagi seluruh pengguna. Kamu dapat mereferensikan Bibit pada orang lain. Nantinya, kamu (referrer) dan orang yang berhasil kamu ajak (referee) sama-sama akan mendapatkan cashback Rp 25 ribu.
Cashback dapat digunakan untuk membeli reksadana. Ketika review ini ditulis, cashback berupa produk Majoris Sukuk Negara Indonesia.
Dapatkan bonus reksadana Rp 25.000 dengan mendaftar Bibit menggunakan kode referral > orangkamar
Epilog: Saya Suka, tapi Ada Komplain Lain
Bibit bisa dibilang aplikasi marketplace reksadana terbaik dari segi tampilan, kemudahan penggunaan, pilihan produk, dan biaya. Tapi tunggu sampai kamu menambah akun bank untuk keperluan pencairan dana.
Proses penambahan akun bank di Bibit amat ruwet. Jika di Bareksa pengguna hanya perlu menginput nama bank, nomor rekening, dan nama pemilik; di Bibit kamu punya dua tugas tambahan: memotret buku tabungan dan selfie dengan buku tabungan tersebut.
Akibat kebijakan ini, saya gagal menambah rekening Xpresi BCA.
Untuk jenis rekening digital tanpa buku tabungan seperti Xpresi BCA, foto buku tabungan bisa diganti dengan screenshot QR Code atau halaman lain yang menampilkan nama dan nomor rekening. Begitu juga foto selfie, diganti dengan selfie bersama QR Code.
Saya mengikuti instruksi CS dan mengirim data yang diperlukan. Hasilnya pengajuan penambahan akun bank ditolak dengan alasan nama saya “salah atau tidak sesuai.”
Saya menghubungi CS menjelaskan duduk perkaranya. Bahwa aplikasi BCA Mobile punya keterbatasan dalam menampilkan panjang karakter nama di QR Code. Akibat terlalu panjang, nama saya terpotong.
Jawaban mereka: nama harus sesuai.
Lantas, apa solusinya? Apa saya harus protes ke developer BCA dan meminta mereka mendesain ulang aplikasinya demi keperluan saya seorang?
Sampai sekarang, saya belum kebayang modus penipuan apa yang coba dicegah Bibit dengan birokrasi tambah akun bank seruwet ini.
Di luar prosedur penambahan akun bank yang bikin krisis identitas itu, Bibit baik-baik saja.
Alternatif
Bareksa
Bareksa bisa dibilang pelopor marketplace reksadana online di Indonesia. Berdiri pada 2014, setahun kemudian Bareksa memperoleh lisensi APERD dari OJK.
Hingga Oktober 2020, Bareksa telah bekerjasama dengan 95 manajer investasi. Total dana investasi mencapai Rp 8 triliun pada penghujung Juli 2020.
Sejak April 2018 Bareksa ditunjuk pemerintah untuk menjual Surat Berharga Nasional (SBN) secara online.
Tokopedia Reksadana
Tokopedia bekerjasama dengan Bareksa menawarkan dua produk reksadana: Syailendra Dana Kas dari Syailendra Capital dan Mandiri Pasar Uang Syariah Ekstra kelolaan Mandiri Investasi. Kedua produk dapat dibeli mulai dari Rp 10.000.
Keunggulan Tokopedia Reksadana adalah adanya fitur penjualan instan. Segera setelah perintah jual diberikan, uang akan masuk ke Saldo Tokopedia dan dapat langsung dicairkan ke rekening bank pengguna.
Ajaib
Ajaib adalah platform jual-beli reksa dana dan saham secara online. Sebagai APERD Ajaib terdaftar di OJK dengan nama PT Takjub Teknologi Indonesia.
Per 3 Oktober 2020, kamu bisa membeli 126 produk reksa dana dari 25 manajer investasi. Ajaib menyediakan dua metode pembayaran untuk pembelian reksa dana: transfer bank dan OVO.
Artikel pertama kali terbit pada 30 Juli 2020 dan telah mengalami perubahan untuk menambah beberapa informasi yang relevan.
Melihat Bibit kesannya seperti manusia kardus,
Logonya kek Danbo.
Min, bikin artikel perbandingan dong antara Reksadan Dollar di Bibit dan S&P 500 di Pluang. Saya pakai kedua-duanya, tapi masih agak bingung
Wah, kebetulan saya belum pakai/nyoba keduanya.
Masukkan kode refferal “**********” untuk mendapat gratis reksadana sebesar Rp 25.000 di aplikasi bibit
Maaf, saya terpaksa menyensor kode referral Kakak. Saya gak mengizinkan pengunjung membagikan kode atau link referral mereka di situs ini, apalagi ketika saya sendiri membagikan referral dari layanan yang sama, mengingat referral merupakan mekanisme pendapatan yang menunjang penayangan situs ini.
Terima kasih.
Pernah mencairkan dana dari bank penampung BCA ke blu? Kena fee atau gratis ya?
Bagusan mana bareksa sama bibit ya?
Bibit, Kak. Lima alasan: 1) Minimum pembelian dengan Robo Advisor lebih kecil (Rp100 ribu), 2) Pengaturan portofolio berdasarkan tujuan (bisa bikin beberapa porto), 3) Fitur Bibit Bareng, 4) fitur notifikasi ahli waris, dan 5) ekosistem dengan Bank Jago.