Sebelum kamu membaca artikel ini lebih jauh, saya punya satu kejutan: sebetulnya cara top up OVO via BCA Mobile dapat kamu temukan dengan mudah di aplikasi OVO.
Kamu hanya perlu membuka menu Top up, lalu ketuk Metode Lain, dan pilih bagian Internet/Mobile Banking.
Akan muncul daftar layanan mobile dan internet banking yang mendukung top up OVO. BCA Mobile atau m-BCA persis di posisi paling atas.
Sementara untuk top up dari ATM BCA, kamu bisa temukan di bagian ATM pada menu yang sama.
Yap, akhirnya saya buka rekening BCA secara online. Jujur, ini seperti menelan ludah sendiri. Dalam ulasan tentang bank digital di Indonesia, saya menolak bank konvensional.
Bagi saya, bank konvensional itu sinonim dengan biaya admin ini-itu dan hidden fee. Salah satu yang paling ngeri pastinya biaya admin bulanan yang besarannya gak masuk akal itu.
Meski demikian jelas hitungannya, saya terpaksa kembali ke bank konvensional. Kinerja aplikasi bank digital yang memburuk menggeser posisi saya. Bila kamu pengguna Jenius, kamu pasti merasakan bagaimana aplikasinya kerap mengalami gangguan dan cenderung lemot belakangan ini. Untuk masuk ke menu utama saja kita perlu menunggu beberapa menit. Kadang malah gak bisa log in sama sekali.
Akhirnya nyobain Oy Indonesia. Waktu mikirin opening buat tulisan ini, saya keinget artikel di blog Eka Kurniawan yang ngebahas buku Raymond Queneau berjudul Exercise in Style.
Buku itu isinya satu adegan doang: seorang cowok naik bus, doi kesel sama penumpang lain, dua jam kemudian doi ketemu temen yang nyaranin doi nambahin kancing mantelnya.
Ceritanya ngasal, ya? Nggak usah dipikirin. Karena yang istimewa adalah adegan itu ditulis dengan 99 gaya berbeda.
Nah, gimana kalo saya nyoba bahas kelebihan dan kekurangan Oy Indonesia dengan banyak gaya?