Beli Bitcoin Eceran dan Belajar Self Custody dengan Lightning ATM

Beli Bitcoin Eceran dan Belajar Self Custody dengan Lightning ATM

“Bayangin ada ATM yang memungkinkan kamu punya Bitcoin dari fraksi terkecil, 1 Sat,” kata @roaringstars, pengembang Lightning ATM (Mainan) kepada saya via DM Twitter pada Rabu, 23 Maret 2022.

Itu jawaban roaringstars sewaktu saya menanyakan kemungkinan peningkatan nominal pembelian Bitcoin di web app-nya — sesuatu yang sebetulnya banyak diaspirasikan para pengguna.

Namun ternyata dia punya pandangan lain. Targetnya justru nominal yang lebih kecil, bukan lebih besar.

“Aku malah lebih ingin menurunkan semurah mungkin,” jawabnya. Sebab dengan fraksi lebih kecil, menurutnya akan “lebih banyak orang yang bisa pakai.”

Kalaupun ada peningkatan, “Maksimal Rp25.000,” imbuhnya.

Sebagai bayangan, 1 Satoshi (unit atau pecahan terkecil dari Bitcoin) setara Rp6,7 per 5 Mei 2022. Nominal yang amat kecil. Jika berhasil, ini akan membuat Bitcoin terjangkau bagi setiap orang dengan minimal jaringan Internet dan gawai.

Perlu diketahui, saat ini minimal pembelian Bitcoin di Lightning ATM (Mainan) adalah Rp1.500 (sekitar 210 Satoshi) dan maksimal Rp10.000 (sekitar 1.400 Satoshi). Itupun sudah terhitung kecil.

“Nah, misal aku bisa bikin sebuah ATM yang low amount alias ngecer,” kata roaringstars, “paling gak ada platform atau alat yang memungkinkan orang ngulik sendiri tentang Bitcoin, tanpa perlu modal gede.”

Agaknya lebih jelas: ia mengembangkan Lightning ATM (Mainan) untuk membuat Bitcoin lebih inklusif, memperkenalkannya ke sebanyak mungkin orang. Bukan semata soal cuan, profit.

Selain itu, ia punya kekhawatiran adanya kecenderungan Centralized Exchange (semacam Indodax dkk) yang ia sebut “memonopoli user untuk tidak pegang keys mereka sendiri, yang mana itu gak sesuai dengan prinsip Bitcoin.”

Itu artinya, Lightning ATM (Mainan) punya misi lain: mengajak pemilik Bitcoin belajar melakukan self-custody alias menyimpan private keys sendiri. Ingat, ada ungkapan: not your keys, not your coins.

Apa itu Lightning ATM (Mainan)?

Lightning ATM (Mainan) merupakan web app yang memungkinkan kamu membeli Bitcoin secara eceran, minimal Rp1.500 dan maksimal Rp10.000.

Nominal yang sangat kecil. In fact, itu yang terkecil di Indonesia.

Kenapa bisa sekecil itu? Lightning ATM (Mainan), yang dikembangkan sejak Januari 2022 dan launching pada Februari 2022 ini, bekerja dengan memanfaatkan protokol Lighting Network (LN) dan LNURL.

LN adalah metode pembayaran eksperimental yang memungkinkan pembayaran dengan Bitcoin lebih cepat, lebih murah, dan lebih scalable. Sementara LNURL bertujuan untuk menyederhanakan penggunaan LN sehingga hanya memerlukan satu klik atau scan QR.

Kombinasi keduanya dan opsi pembayaran dengan QRIS (yang menawarkan MDR rendah) membuat ATM ini pengecer Bitcoin paling murah.

Menarik dan terdengar serius. Namun mengapa ada keterangan “Mainan” di sana? Saya kutip jawaban roaringstars seluruhnya:

Karena jujur I still worried kalo ini violating rules di Indonesia, setau aku kalau mau untuk demo atau peraga kita harus kasih tulisan “Mainan” pada uang atau hal tertentu. Ya semoga aja, just in case kalo suatu saat masuk pengadilan, aku cuma eksperimental dan cuma buat alat peraga (Mainan). Itu foreshadowing. Kalo mau guyon, like: Si Roaring diadili karena membuat sebuah ATM Mainan. Moga bisa nge-trigger orang-orang biar lebih aware, sih.

Cara kerja Lightning ATM (Mainan)

Ketika kita mengkonversi Rupiah ke Bitcoin via Lightning ATM, kita tidak berinteraksi langsung dengan jaringan blockchain Bitcoin (publik), melainkan “diperantarai” oleh kanal roaringstars.

Setelah pengguna mentransfer sejumlah rupiah via QRIS kepada roaringstars, rupiah akan diterima akun penampung yang berfungsi menyimpan dana dari pembeli BTC.

Dalam hal ini, roaringstars memilih layanan Xendit sebagai acquirer pembayaran QRIS.

Setelah rupiah diterima, wallet penampung BTC milik roaringstars akan men-generate QR LNURL untuk mengirim sejumlah BTC (sesuai harga pasar) ke dompet pembeli. Untuk menerima Bitcoin-nya, pembeli mesti men-scan QR LNURL dengan wallet yang compatible dengan LNURL.

💡 Catatan: Bitcoin hasil pembelian di Lightning ATM (Mainan) hanya dapat diterima dengan wallet yang mendukung LNURL. Beberapa wallet yang mendukung LNURL adalah Muun, Blue Wallet, dan Wallet of Satoshi.

Bagaimana cara membeli Bitcoin via Lightning ATM

Terlebih dulu siapkan wallet penerima Bitcoin. Ingat, wallet wajib mendukung LNURL. Saya sendiri menggunakan Muun, salah satu yang paling simple. Siapkan juga dana minimal Rp1.500 di e-wallet atau bank yang mendukung QRIS.

💡 Catatan: Saya sudah menguji beberapa layanan e-wallet dan bank untuk pembayaran QRIS pada Lightning ATM (Mainan).

E-wallet yang berhasil: GoPay, ShopeePay, DANA, OVO, LinkAja, iSaku, Netzme, dan Dipay.

Aplikasi bank yang berhasil: TMRW, Permob X, BCA Mobile, OCTO Mobile, LINE Bank, ONe Mobile, Danamon, SimobiPlus, CommBank Mobile, Blu, Neobank by BNC, dan Jenius.

Setelah itu, ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Buka situs https://roaringstars.com
  2. Ketuk toggle FLASHY E-INK EFFECT untuk mematikan efek E-Ink. Kemudian ketuk toggle SAVE CONFIG & REBOOT untuk melanjutkan proses transaksi.
  3. Ketuk tombol “Please deposit rupiah.”
  4. Setujui S&K dengan mengetuk tombol Agree & Deposit.
  5. ATM akan men-generate kode QRIS. Lalu bayar dengan scan QRIS (bisa GoPay, OVO, dll). Pembayaran pasananmu akan diarahkan ke merchant dengan nama “Toko Desentral Jaya.”
  6. Setelah pembayaran diterima, ATM akan men-generate QR LNURL yang siap untuk kamu scan dengan wallet yang support LNURL (seperti Muun dan Blue Wallet).
  7. Selamat, Bitcoin telah masuk ke ke wallet-mu.

Bila kurang jelas, kamu bisa menonton video ini:

Apabila kamu mengalami kendala transaksi, silakan salin (copy) Trx ID yang tercantum di bawah kode QRIS dan URL transaksi (arahkan pandanganmu ke search bar, temukan URL yang berisi keterangan trx_detail.php). Lihat gambar di bawah. Perhatikan bagian dengan tanda panah.

Setelah itu sampaikan kendalamu melalui DM Twitter ke pengembang @roaringstars dengan mencantumkan Trx ID.

Biaya transaksi

Lightning ATM (Mainan) membebankan biaya transaksi sebesar 10% dari pembelian Bitcoin. Itu artinya, dari Rp1.500 kamu akan dibebankan biaya Rp150.

Terasa besar?

Itu trade off untuk menikmati pembelian dalam nominal rendah. Selain itu, perlu juga dibandingkan dengan kebijakan biaya layanan lain seperti centralized exchange Luno (lihat twit roaringstars di bawah).

Privasi pengguna

Saat ini Lightning ATM (Mainan) belum mencantumkan kebijakan privasi. Pengembang mengaku akan menambahkan laman kebijakan pada versi 0.0.4 agar “fair data apa aja yang mungkin di-share.”

Yang penting, tidak seperti centralized exchange yang umumnya mewajibkan verifikasi identitas (KYC), Lightning ATM (Mainan) mengizinkan penggunaan layanan tanpa KYC. Artinya, pengguna tidak perlu menyerahkan KTP-nya.

Meski perlu dicatat, hal ini tak berarti “anonymous” seperti disampaikan pengembang, mengingat penggunaan QRIS umumnya menghimpun sejumlah jejak transaksi (terkait nama atau No. HP sumber dana pengguna).

Lightning ATM (Mainan) sendiri menggunakan layanan API dari Xendit, yang menurut roaringstars sendiri, sama sekali tidak menampilkan data terkait identitas pengguna kepada pengembang, sehingga ia tidak bisa melacak data pribadi pengguna.

That being said. Yang mesti kita akui, sebelum menghardik upaya-upaya baik seperti ini, seperti disampaikan roaringstars, “Susah banget nerima rupiah (online) tanpa pihak ketiga, bahkan gak mungkin. Maybe memang kalau mau fully tanpa KYC, ya harus pake ATM fisik, dan itu risikonya ilang atau ditutup.”

Faktanya memang demikian. Sejauh ini, Lightning ATM (Mainan) adalah situs terbaik dari privacy stand point untuk membeli Bitcoin di Indonesia.

Epilog: “Mainan” yang Serius

Bitcoin. Sejak diluncurkan pada 2009, uang digital terdesentralisasi pertama ini seakan ditakdirkan mengundang kesalahpahaman — setidaknya bagi kalangan umum. Misal, apa kegunaannya? Siapa yang bisa memilikinya? Gimana sebaiknya menyimpan BTC? Dan seterusnya.

Dalam konteks itu, upaya roaringstars membangun Lightning ATM (Mainan) sebagai sarana edukasi, amat perlu kita apresiasi. Setidaknya ia mengkonfrontir dua persoalan.

Pertama, ia mengupayakan peningkatan iklusivitas dengan memungkinkan pembelian Bitcoin bernominal rendah. Kedua, ia mengajak pengguna belajar menyimpan Bitcoin secara self custody, sesuatu yang saat ini masih jarang dikampanyekan di Indonesia.

Tidak bisa tidak, meski dengan keterangan “Mainan”, ini jelas sesuatu yang serius.

Subscribe
Notify of
guest
3 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments