Perusahaan e-wallet Indonesia mulai berlomba menggarap pasar investasi reksadana. Gak heran sih, mengingat potensinya masih gede banget.
Per 27 Oktober 2020, KSEI mencatat jumlah investor reksadana baru menyentuh angka 2,7 juta single investor identification (SID).
Meski meningkat sebanyak 1 juta SID dari tahun sebelumnya, jumlah itu baru sekitar 0,9% dari total penduduk Indonesia.
Setelah LinkAja feat Bibit meluncurkan layanan investasi reksadana pada 2020, kini giliran OVO ikut meramaikan peta persaingan.
OVO Invest
OVO meluncurkan fitur investasi reksadana bernama OVO Invest pada pertengahan Januari 2021 lalu.
Layanan ini merupakan hasil kerjasama OVO dengan Bareksa, salah satu pionir marketplace reksadana online di Indonesia.
Presiden Direktur OVO sekaligus CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra mengklaim kerjasama kedua pihak merupakan “terobosan yang baru pertama kali terjadi di Indonesia dengan melakukan integrasi e-money dan e-investment.”
Klaim yang tentu saja keliru. Sebab faktanya LinkAja dan Bibit sudah lebih dulu meluncurkan layanan demikian.
Menariknya lagi, ini juga bukan kali pertama OVO menawarkan layanan investasi reksadana.
Pada tahun 2019, OVO sempat menggandeng Ciptadana Asset Management untuk mengenalkan layanan serupa, namun secara BETA atau uji coba. Saat itu produk yang ditawarkan adalah reksadana saham Cipta OVO Ekuitas.
Sayangnya, pada tahun 2020, seiring terjadinya gejolak pasar saham akibat pandemi, layanan ini ditutup.
Karena itu, OVO Invest yang sekarang bisa dibilang reborn dari layanan tersebut. Tentunya dengan rekan bisnis yang berbeda.
Namun berbeda dari versi uji cobanya, OVO Invest kali ini hanya menjual produk reksa dana pasar uang yang lebih rendah risiko.
Pemilihan produk dengan risiko rendah amat tepat, mengingat OVO menyasar investor pemula yang umumnya masih minim pengetahuan mengenai risiko investasi.
Yang ditawarkan
Pengguna OVO Invest bisa berinvestasi mulai dari Rp 10.000.
Produk yang dijual adalah reksadana pasar uang Manulife OVO Bareksa Likuid atau MOBLI — dari namanya kita tahu produk ini diracik spesifik bagi pengguna e-wallet ungu.
Salah satu keunggulan berinvestasi reksadana di OVO adalah fleksibilitas pencairan dana.
Seperti halnya Tokopedia ReksaDana (yang juga bekerjasama dengan Bareksa), OVO Invest menawarkan fitur pencairan instan.
Investor gak perlu menunggu sekian hari (T+3, T+7) hingga penjualan reksadana masuk ke rekening.
Pencairan akan diproses dan masuk ke saldo OVO Cash saat itu juga.
Pendaftaran OVO Invest
Layanan OVO Invest terbatas bagi pengguna OVO Premier. Jika belum upgrade, kamu bisa meng-upgrade akun OVO Club menjadi OVO Premier secara online.
Setelah itu, pengguna wajib mendaftar melalui menu Invest untuk dapat mulai berinvestasi,.
Ada dua tahap pendaftaran.
Pertama, pengguna menyusun profil investasi untuk mengukur toleransi pengguna terhadap risiko.
Kedua, pengguna mengisi data diri seperti pekerjaan dan penghasilan.
Bareksa akan memverifikasi data-data dalam jangka waktu satu hari.
Jika pendaftaran disetujui, pengguna akan memperoleh Single Investor Identification (SID) dan dapat langsung berinvestasi.
Bagi pengguna yang telah memiliki SID, proses pendaftaran akan berlangsung lebih cepat.
Setidaknya, begitu idealnya. Pengalaman saya sih gak seindah itu.
Pengalaman mendaftar OVO Invest
Ternyata, estimasi proses pendaftaran maksimal satu hari kerja itu too good to be true.
Saat OVO Invest meluncur pertengahan Januari lalu, saya langsung mendaftar.
Saya berniat menginvestasikan saldo OVO Cash yang kadang tersisa setelah transaksi.
Return 3 persen saja sudah lumayan ketimbang saldo sekadar parkir di OVO.
Apalagi OVO menawarkan pencairan instan. Jadi saya bisa tarik kapan saja jika ada keperluan.
Saya mendaftar hari Minggu, 24 Januari 2021. Mereka mengestimasi waktu verifikasi satu hari kerja.
Artinya, pendaftaran saya paling lambat bakal selesai pada 25 atau 26 Januari.
Ternyata estimasi itu jauh dari kenyataan.
Proses pendaftaran saya baru selesai 23 Februari 2021. Sebulan sejak pendaftaran atau 21 hari kerja.
Itupun setelah saya komplain sebanyak tiga kali melalui DM ke akun Twitter resmi OVO.
Komplain pertama dan kedua hasilnya jawaban formalitas. CS meminta saya menunggu proses verifikasi. Saat itu, posisinya sudah lebih dari dua minggu sejak pendaftaran.
Pada komplain ketiga (15 Februari 2021) CS meminta saya mengirim ulang foto e-KTP dan selfie melalui DM. Katanya untuk verifikasi.
Padahal, mereka sudah mendapat data-data itu saat saya upgrade akun OVO Premier. Selain itu, saya juga nasabah Bareksa sejak 2019.
Karena malas dan kadung kecewa dengan proses yang bertele-tele, saya mengabaikan permintaan itu.
Namun, beberapa hari kemudian pendaftaran saya disetujui.
Lucu juga, ya.
Nanti saya sambung.
Artikel pertama kali terbit pada 25 Februari 2021 dan telah mengalami perubahan untuk menambah beberapa informasi yang relevan.
Ayo, sambung lagi,
Nanti kalo mood sutradaranya sudah bagus.
Nunggu bagusnya kapan?
Nyala OCBC belom dibahas lo?
Gak bahas kartu kredit min?
Wadaw hahaha.
Lagi dikit kelar ulasannya, Kak. Sabar yaw. (Update: Ulasan Nyala OCBC NISP bisa dibaca di sini, Kak.)
Kalo kartu kredit gak dulu deh. Belum pakek. Ada cerita soal pengalaman makek kartu kredit?
Belum sih, cuma gak tau ke depan?
Pernah dengar program miles gak?
O iya. Pernah denger, Kak. Tapi belum tertarik karena gak (nanti mungkin hehe) terlalu suka jalan-jalan jauh. Program Poin Seru di OCBC itu menarik. Selain bisa ditukar jadi Miles Garuda dan AirAsia, poin juga bisa ditukar dengan saldo OVO dan GoPay, juga gift card Tokopedia.
Ayo sambung lagi