Kabarnya, Bank Jago akan menyalurkan kredit secara langsung melalui aplikasinya mulai tahun 2022.
Tapi kok harus nunggu begitu lama?
Menurut Dirut Bank Jago Kharim Siregar, itu karena Bank Jago perlu lebih dulu mencari basis pelanggan yang besar untuk bisa membangun analisis data. Data yang dimaksud tidak lain profil keuangan nasabah.
Lantas selama ini bagaimana Bank Jago menyalurkan kredit? Bukan kah itu bisnis utama bank?
Pola penyaluran kredit/pembiayaan bank
Bank menjalankan fungsi intermediasi, yakni menyalurkan dana dari pihak yang surplus (kelebihan dana, mereka yang menabung) kepada yang defisit (kekurangan dana, para peminjam).
Nah, selisih antara bunga yang dikenakan pada peminjam dan yang diberikan pada penyimpan itulah yang menjadi keuntungan bank.
Dalam penyaluran kredit, bank tidak mesti melakukannya secara langsung. Bank tetap bisa menjalankan fungsinya secara tidak langsung melalui tiga pola:
- Pola Executing: Bank menyalurkan kredit melalui lembaga keuangan lain seperti BPR, multifinance, P2P Lending, dll. Dalam pola seperti ini, lembaga keuangan ini menjadi pihak yang menanggung risiko bila debitur wanprestasi atau cidera janji.
- Pola Channeling: Penyaluran kredit dilakukan melalui lembaga keuangan lain, namun bank sebagai pemilik dana menjadi pihak yang berwenang memutus pemberian kredit dan menanggung risiko bila debitur wanprestasi atau cidera janji.
- Pembiayaan Bersama (Sindikasi): Bank dan lembaga keuangan penyalur kredit menanggung risiko secara bersama sesuai dengan kesepakatan porsi pembiayaan masing-masing.
Pola-pola penyaluran inilah yang selama ini dipilih Bank Jago.
Mitra penyaluran kredit Bank Jago
Saya mencatat setidaknya ada delapan mitra penyaluran pembiayaan Bank Jago yang sempat diberitakan media massa.
Mitra penyalur | Nominal | Keterangan |
---|---|---|
Logisly | Tidak disebutkan | Logisly adalah platform logistik B2B yang mempertemukan Shipper (pengirim barang) dan Transporter (pemilik truk ekspedisi). Dengan adanya pembiayaan ini, transporter bisa mendapatkan uang jalan di muka, dan mempunyai working capital untuk menerima lebih banyak order dari platform Logisly. |
Akseleran | Rp50 M | Platform P2P Lending ini fokus menyalurkan dana ke UMKM. |
BFI Finance | Rp600 M | Salah satu perusahaan multifinance terkemuka di Indonesia. |
Adakami | Rp100 M | Perusahaan P2P Lending. |
Akulaku | Tidak disebutkan | Platform kredit online yang menyediakan fasilitas pembiayaan untuk belanja di e-commerce, KTA, dll. |
Investree | Rp100 M | Perusahaan rintisan P2P Lending. |
Modal Rakyat | Rp50 M | Perusahaan P2P Lending yang fokus menyalurkan dana ke UMKM. |
Paper.id | Tidak disebutkan | Paper.id adalah perusahaan software-as-a-service untuk kebutuhan invoicing, pembayaran, dan pendanaan bisnis. Jago memfokuskan penyaluran kredit untuk distributor FMCG. |
Hasil dari pola kerja sama pembiayaan
Setelah enam tahun merugi, Bank Jago akhirnya berhasil mencetak laba Rp14 miliar pada kuartal III 2021. Pencapaian ini ditunjang oleh pertumbuhan kredit yang agresif, rasio NPL di level rendah, dan kemampuan memperbaiki struktur biaya dana.
Penyaluran kredit Bank Jago hingga September 2021 mencapai Rp3,73 triliun, melonjak 502% year on year. Hal ini berdampak pada pendapatan bunga yang terkerek sebesar 478% menjadi Rp355 miliar.
Sementara itu, beban bunga hanya naik 104% menjadi Rp38 miliar. Hal ini menghasilkan pendapatan bunga bersih senilai Rp318 miliar, atau tumbuh 640%. Net interest margin (NIM) kini berada di angka 6,1%.
Penurunan beban bunga tak lepas dari upaya Jago memperbanyak komposisi dana murah. Hingga akhir September 2021, total dana pihak ketiga mencapai Rp2,54 triliun. Dari jumlah tersebut, dana murah atau CASA sebanyak Rp985 miliar dan deposito senilai Rp1,6 triliun.