
Pernah gak sih iseng ngecek riwayat transaksi di Stockbit lalu nemu entri potongan biaya data (data fee atau disebut juga biaya datafeed)? Penampakannya kayak di bawah ini:

Beberapa dari kalian mungkin baru ngeh dan bertanya-tanya (boleh jadi dengan agak mangkel): biaya apaan sih ini?
Apa itu biaya datafeed?
Biaya data adalah biaya penggunaan layanan data real time dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Data itu berupa data foreign flow, chart, dan semua data bursa. BEI mebebankan biaya tersebut kepada setiap investor “yang dikutip dari anggota bursa (AB) tempat investor itu terdaftar” tanpa terkecuali.
Biaya layanan data jadi salah satu sumber pendapatan BEI, selain kutipan biaya transaksi dan biaya IPO. Pendapatan yang diperoleh tak hanya untuk operasional (termasuk bayar biaya server, tentu saja), namun juga pengembangan Jakarta Automated Trading System (JATS), yakni sistem tulang belakang transaksi efek online.
“Kalau transaksi sepi, otomatis pendapatan sepi sedangkan pengembangan harus berjalan. Untuk itu kami perlu alternatif pendanaan lain, dari listing fee dan layanan data. Ini adalah common practice,” kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI Irvan Susandy.
Namun, skema pembebanan biaya diserahkan pada masing-masing Anggota Bursa (AB).
Sebagian AB menyerap sendiri beban biaya sehingga nasabah/investor tidak perlu bayar (meski menambah beban usaha AB). Contoh, BNI Sekuritas. Sebagian memilih passed on atau membebankan biaya pada nasabah. Biaya data akan dipotong dari Rekening Dana Nasabah (RDN). Stockbit termasuk di kategori ini. Ada juga AB yang menjadikan fitur data real time opsional seperti Indopremier. Nasabah bisa memilih berlangganan data real time atau tidak (dengan konsekuensi data delay 10 menit hingga 30 menit).
Perlu diketahui, Anggota Bursa merupakan perusahaan efek yang punya izin sebagai perantara perdagangan efek, penjamin emisi efek, dan/atau manajer investasi. Saat ini sebanyak 93 anggota bursa telah terdaftar di BEI, termasuk Stockbit.
Berapa biaya datafeed?
Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan skema biaya data berjenjang tergantung pada total transaksi bulanan investor.
Sejak April 2023, BEI menetapkan pembebasan biaya data untuk transaksi kurang dari Rp20 juta per bulan. Biaya Rp15.000 dikenakan untuk transaksi Rp20 juta – Rp100 juta, Rp17.500 untuk transaksi Rp100 juta – Rp1 miliar, dan Rp20.000 untuk transaksi lebih dari Rp1 miliar per bulan.
Namun, seperti disinggung di atas, skema pembebanan kepada nasabah diserahkan pada Anggota Bursa, dalam hal ini sekuritas.
Stockbit menetapkan skema data fee sebagai berikut:

Sekuritas Mega Capital Sekuritas, pemilik aplikasi Investasiku, menerapkan skema serupa:

Sementara Indopremier (IPOT) menawarkan skema berlangganan. Artinya opsional. IPOT mematok biaya langganan sebesar Rp33.000 per bulan. Namun, nasabah bisa menikmati gratis biaya market info (data real time) selama total transaksi saham minimal Rp25 juta per bulan. Jika nasabah tidak berlangganan dan transaksi saham di bawah Rp25 juta, maka data market info yang ditampilkan akan delay selama 15 menit.
